Transaksi Tunai untuk Layanan Transjakarta Dilarang
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak ingin ada transaksi tunai untuk layanan Transjakarta. Sebab semua halte telah dilengkapi dengan fasilitas untuk melakukan transaksi non tunai.
Enggak boleh, tapi bisa saja kalau dia bayar tunai. Itu harusnya gak boleh, itu saya katakan ada peluang permainan
"Enggak boleh, tapi bisa saja kalau dia bayar tunai. Itu harusnya gak boleh, itu saya katakan ada peluang permainan," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (13/7).
Menurut Basuki, seharusnya alasan mesin untuk top u
p offline tidak terjadi. Karena fasilitas tersebut merupakan salah satu layanan kepada penumpang. "Sekarang kami akan seldiki jadi selalu cari-cari alasan. Ini mah sudah klasik," ujarnya.PT Transjakarta Operasikan 450 Bus ke Tempat WisataPengalaman mesin top up yang offline sempat dialami oleh penumpang Transjakarta Elsa (23) sebanyak dua kali. Penjaga loket mengarahkan agar Elsa membayar dengan uang tunai atau membeli kartu baru untuk bisa menggunakan Transjakarta.
"Uang elektronik saya saldonya habis. Saat mau naik Transjakarta, ternyata mesinnya offline. Petugas meminta saya membayar dengan tunai atau membeli kartu baru," kata Elsa.
Elsa kemudian memilih untuk membayar dengan uang tunai sebesar Rp 3.500. Elsa tetap bisa masuk melalui gate, dengan menggunakan kartu milik petugas. "Tapi petugas mintanya uang pas Rp 3.500. Saya masuk pakai kartunya petugas," tandasnya.